Wednesday, March 16, 2011


Ada sebuah pertanyaan yang sangat mendasar dalam dunia pendidikan: “Apakah pendidikan menentukan keberhasilan seseorang atau tidak?” Faktor apa sebenarnya yang menentukan orang-orang tertentu sukses dan berhasil, sementara orang-orang lain mengalami kegagalan dan bahkan tidak berhasil?

Ada tokoh-tokoh yang dulunya putus sekolah sekolah, mengenyam pendidikan yang sangat terbatas, namun menjadi orang yang sangat gemilang dalam hidupnya. Sebut saja di antaranya Bill Gates yang drop out dari Harvard University, namun sekarang dengan penemuannya, kita dengan cepat mudah menyelesaikan tugas dengan Microsoft buatannya. Atau seorang Adam Khoo yang digelar si bodoh, ternyata sangat berbakat. Adam Khoo saat duduk di kelas empat SD, ia dikeluarkan dari sekolah sehingga harus pindah ke SD terburuk di Singapura. Ketika akan masuk SMP ia sempat ditolak oleh enam SMP di Singapura. Orangtua dan guru Adam Khoo frustrasi karena mengerjakan soal SD saja dia tidak mampu, walaupun dia sudah SMP. Namun karena Adam Khoo bertekad dengan penuh disiplin, akhirnya dia menjadi lulusan terbaik di SMA terbaik di Singapura, lulusan terbaik National University Singapore (NUS), universitas terbaik di Asia dan Top University dunia. Dalam usianya ke-26, Adam Khoo sudah memiliki empat bisnis dengan nilai US$ 20 Juta. Keluarganya langgeng dan bahagia. Bila begitu muncul pertanyaan lebih lanjut: Apakah rahasia orang-orang tersebut? Mengapa ada orang yang lebih berhasil dari yang lain?

Ribuan buku dan tulisan mengenai kupasan kesuksesan seseorang. Berbagai acara televisi juga membahas mengenai kiat-kiat sukses dan berhasil. dari semua tulisan dan kupasan itu ada salah satu kata yang selalu disebut-sebut yaitu: disiplin diri. Betapapun seseorang memiliki berbagai fasilitas lengkap, namun tanpa disiplin diri semuanya akan menjadi sia-sia. Dengan disiplin segala sesuatu yang dikerjakan akan berhasil dan membuka semua kemungkinan untuk menggunakan kemampuan bawaannya.

Bagaimana melatih disiplin diri?

Di Jerman, setiap anak dilatih untuk tidak mengeluh, dan ketika ada masalah, orangtua membiarkan si anak untuk mencoba mencari pemecahannya sendiri dengan strategi berpikir positif. Di Belanda, anak-anak dilatih untuk menggunakan barang sehemat dan efektif mungkin. Atau di Jepang, anak-anak dilatih disiplin diri mulai dari meletakkan sepatu, sandal atau barang-barang pribadi di tempat yang tepat. Demikianlah setiap budaya, melalui kehidupan keluarga-keluarga melatih disiplin diri yang pada akhirnya menentukan keberhasilan individu-individu yang bertumbuh di dalamnuya.

Kemampuan disiplin diri ini bukanlah terutama sesuatu yang dibawa sejak lahir melainkan lebih kepada kualitas yang diperoleh melalui latihan yang terus-menerus. Anak-anak yang sudah dilatih untuk ulet, mandiri, solider, melakukan sendiri apa yang dia butuhkan tanpa meminta bantuan orang lain, biasanya sangat menentukan kualitas disiplin diri yang akan diperoleh kelak. Lebih lagi bila di lingkungan dipraktekkan disiplin diri yang ketat. Misalnya di sekolah, bila bapak/ibu guru memberi PR dengan disiplin yang tinggi, maka peserta didik akhirnya membangun disiplin diri sebagai bagian dari kepribadiannya.

Hal-hal pembentuk disiplin dalam diri seseorang

Pertama-tama harus dikatakan bahwa hal ini bukanlah merupakan suatu “kurikulum berbasis disipilin” atau “pelajaran disiplin” tetapi lebih merupakan suatu akumulasi pengalaman yang telah mengkristal dalam diri seseorang yang akhirnya tidak bisa dilepaskan lagi darinya. Contoh dekatnya ketika orangtua mengajari anaknya dengan disiplin yang tinggi dengan tidak mengendarai sepeda motor tanpa menggunakan helm sekalipun hanya pergi ke gang sebelah, atau tidak melewati lampu merah kendatipun jalanan sudah sepi dan tidak ada polisi. Hal ini akan dilihat si anak dan tanpa anda mengajarinya dia akan melakukan hal sama kelak. Di sekolah juga para guru harus menunjukan disiplin yang tinggi dengan memulai pelajaran tepat waktu, memeriksa PR anak dengan teliti, mempersiapkan pembelajaran dengan baik.

Ketika hal-hal ini dilaksanakan oleh semua,- bukan hanya sebagian,- pendidik secara terus-menerus dalam satu unit sekolah, maka proses pembentukan disiplin diri dalam diri para siswa perlahan-lahan akan dibentuk dan nantinya mereka akan menjadi pribadi-pribadi yang sukses, karena telah memiliki disiplin diri yang kuat. Disiplin juga merupakan salah satu landasan untuk melahirkan berbagai karakter positif yang lainnya.

No comments:

Post a Comment